Selamat Datang Kawan dan Terima Kasih atas Kunjungannya

Sabtu, 14 Maret 2020

Fenomena Langit Sepanjang Tahun 2020

Gerhana

Gerhana Bulan Penumbra
GBP 11 Januari jadi menjadi gerhana pembuka untuk musim gerhana tahun 2020. Berbeda dari gerhana bulan total maupun gerhana bulan sebagian, Bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Saat gerhana bulan penumbra, Bulan hanya tampak berubah sedikit gelap, atau berkurang kecerlangannya.

Gerhana Bulan Penumbra 
Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi tanggal 6 Juni merupakan gerhana kedua untuk musim gerhana 2020. Kontak pertama Gerhana Bulan Penumbra 6 Juni terjadi pukul 00:45:50 WIB dan berakhir pada pukul 04:04:03 WIB. Puncak gerhana terjadi pukul 02:26:14 WIB.

Untuk Gerhana Bulan Penumbra 6 Juni 2020, seluruh masyarakat Indonesia bisa mengamati gerhana ini. Akan tetapi, sebagian masyarakat Papua tidak bisa mengamati GBP sampai akhir karena Bulan sudah terbenam ketika fase akhir gerhana masih berlangsung. Selain Indonesia, sebagian Amerika Selatan dan Amerika Utara, negara-negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Australia berkesempatan menikmati gerhana ini.
Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari Cincin, 21 Juni akan berlangsung selama 6 jam 41 menit 15 detik, dengan durasi cincin selama 39 detik. Lintasan cincin akan dimulai dari Republik Kongo, kemudian melintasi Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Sudan, Etiopia, Eritrea, Yaman, Arab Saudi, Oman, berlanjut ke Pakistan, India, Tibet, China, Taiwan, dan berakhir di Lautan Pasifik.
Gerhana Bulan Penumbra 
Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi tanggal 5 Juli merupakan gerhana keempat untuk musim gerhana 2020. Selain itu GBP 5 Juli ini merupakan gerhana bulan ketiga dari empat gerhana bulan yang terjadi di tahun 2020.

Kontak pertama Gerhana Bulan Penumbra 5 Juli terjadi pukul 11:07:23 WIB dan berakhir pada pukul 12:52:23 WIB. Puncak gerhana terjadi pukul 11:31:12 WIB.
GBP 5 Juli terjadi saat siang hari di Indonesia. Itu artinya, masyarakat Indonesia tidak ada yang bisa melihat peristiwa ini. Hanya penduduk di benua Amerika, Afrika, dan sebagian Eropa yag bisa menyaksikan peristiwa ini.
Gerhana Bulan Penumbra 
Gerhana Bulan Penumbra terakhir di tahun 2020 ini dimulai pukul 14:32:21 WIB dan berakhir pada pukul 18:53:20 WIB. Puncak gerhana terjadi pukul 16:44:01 WIB.

Pengamat di Indonesia bisa mengamati gerhana bulan penumbra terakhir di tahun 2020 saat Bulan terbit dalam kondisi gerhana. Selain Indonesia, sebagian besar negara-negara di Asia dan seluruh benua Amerika bisa menyaksikan gerhana ini.
Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari Total 14 Desember akan menjadi gerhana terakhir di tahun 2020, sekaligus juga gerhana yang ditunggu para pemburu gerhana. Kehadiran korona Matahari dan cincin berlian saat peristiwa gerhana matahari total tentu menjadi atraksi langit menarik setelah sebelumnya disuguhi cincin api. Akan tetapi, peristiwa ini hanya bisa diamati oleh pengamat di sebagian Amerika Selatan dan sebagian Afrika. Lintasan totalitas gerhana juga hanya melintasi Lautan Pasifik, Chili, Argentina, dan lautan Atlantik. 

Oposisi & Konjungsi

10 Januari — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,9° dari Matahari.  Merkurius berada pada sisi terjauhnya dari Bumi, dan terjadi dalam satu siklus sinodik planet tersebut (116 hari). Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,7 detik busur.

Peristiwa konjungsi superior Merkurius juga menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi. Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,43 AU dari Bumi.
13 Januari — Konjungsi Saturnus
Saturnus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi yakni 11,02 AU, dan Matahari berada di antara kedua planet. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin tersebut karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari, yakni 0,03°. Jika Saturnus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 15 detik busur.

26 Februari — Konjungsi Inferior Merkurius
Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 3,7° dari Matahari. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,64 AU. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Jika bisa diamati, maka piringan Merkurius akan tampak lebih besar dengan diameter 10,6”.

Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.
8 Maret — Konjungsi Neptunus
Neptunus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 30,92 AU. Neptunus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Neptunus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 1° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Neptunus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 2,2 detik busur.

26 April — Konjungsi Uranus
Uranus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi yakni 20,81 AU. Uranus akan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari berada di antara kedua planet. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Uranus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dengan jarak 0,4° dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Jika Uranus bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 3,4 detik busur.

Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin yang menggelinding tersebut, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari.
5 Mei — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 0,1°dari Matahari.

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,32 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 5,1 detik busur.
Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
4 Juni — Konjungsi Inferior Venus
Venus berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 0,48° dari Matahari. Pada posisi ini, Venus berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,29 AU. Karena itu Venus tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Jika bisa diamati, maka piringan Venus akan tampak lebih besar dengan diameter 57,8 detik busur.

1 Juli — Konjungsi Inferior Merkurius
Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 4,4° dari Matahari. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,56 AU. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Jika bisa diamati, maka piringan Merkurius akan tampak lebih besar dengan diameter 12”.

Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.
14 Juli – Oposisi Jupiter
Planet terbesar di Tata Surya akan berada pada posisi terdekat dengan Bumi dan tampak sangat terang di langit malam. Saat oposisi, Jupiter akan berada pada jarak 4,14 AU dengan diameter piringan 46,6 detik busur. Para pengamat bisa menikmati kehadiran Jupiter di rasi Sagittarius dengan kecerlangan -2,7 magnitudo sejak Matahari terbenam sampai fajar menyingsing. Pengamat juga bisa mengamati satelit-satelit galilean yang mengitari planet raksasa tersebut.

21 Juli – Oposisi Saturnus
Planet yang cincinnya tampak indah itu akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi tanggal 21 Juli. Saat oposisi, Saturnus akan berada pada jarak 8,99 AU dengan diameter piringan 18,5 detik busur.

Jadi jangan lewatkan! Saturnus akan tampak lebih terang dibanding waktu lainnya dengan kecerlangan 0,1 magnitudo dan dapat dinikmati kehadirannya sepanjang malam di rasi Sagittarius. Gunakan teleskop dan kameramu untuk memotret planet cincin ini. Cincin Saturnus akan tampak miring 21º terhadap arah pandang pengamat.
Bagi pengamat di Bumi, Saturnus bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai fajar.
17 Agustus — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,75°dari Matahari.

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,35 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 5 detik busur.
Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
12 September – Oposisi Neptunus
Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 12 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi Neptunus sedang berada pada jarak 28,92 AU di rasi Aquarius dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda. Saat oposisi, Neptunus tampak sedikit lebih besar dengan diameter pirinan 2,4 detik busur.

Bagi pengamat di Bumi, Neptunus bisa diamati dengan teleskop sejak Matahari terbenam sampai fajar.
14 Oktober — Oposisi Mars
Mars akan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi dan tampak sebagai titik merah terang di langit malam.  Saat oposisi, Mars berada pada jarak 0,42 AU atau sekitar 63 juta km dengan kecerlangan -2,6 magnitudo dan diameter piringan lebih besar yakni 22,3 detik busur.

Jangan kuatir, Mars tidak akan tampak sebesar Bulan. Tidak ada Bulan kembar.  Planet merah ini akan mudah ditemukan di rasi Pisces sebagai titik merah terang ditemani Bulan purnama di rasi Aquarius.
Bagi pengamat di Bumi, Mars bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai fajar.
26 Oktober — Konjungsi Inferior Merkurius
Merkurius berada sejajar di antara Matahari dan Bumi dan terpisah 0,9° dari Matahari. Pada posisi ini, Merkurius berada pada papasan terdekatnya dengan Bumi dengan jarak 0,67 AU. Karena itu Merkurius tidak akan tampak bagi pengamat karena planet terdekat Matahari ini terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari. Jika bisa diamati, maka piringan Merkurius akan tampak lebih besar dengan diameter 10”

31 Oktober – Oposisi Uranus
Uranus, si planet es raksasa akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 18,79 AU.  Planet yang bergerak menggelinding ini akan tampak unik sebagai titik warna biru kehijauan di teleskop. Untuk menemukannya, arahkan teleskop ke rasi Aries. Saat oposisi Uranus sedang berada di rasi Aries dengan kecerlangan 5,7 magnitudo dan diameter piringannya 3,8 detik busur.

Bagi pengamat di Bumi, Neptunus bisa diamati dengan teleskop dari pukul 19:10 WIB – 04:01 WIB.
20 Desember — Konjungsi Superior Merkurius
Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,45°dari Matahari.

Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,45 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,6 detik busur.
Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
21 Desember — Konjungsi Jupiter – Saturnus
Papasan duo planet raksasa Jupiter dan Saturnus saat Titik Balik Desember atau Solstis Musim Dingin yang menandai Matahari berada pada titik tertnggi di selatan ini menjadi peristiwa menarik.  Kedua planet akan tampak sangat dekat dan hanya terpisah 0,1º. Saking dekatnya, peristiwa ini dikenal sebagai appulse.

Kedua planet sudah bisa diamati sejak Matahari terbenam, dan terus bergeser ke arah barat dan terbenam pukul 20:07 WIB (Saturnus), disusul Jupiter 1 menit kemudian.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar